Surga yang telah difahami masyarakat pada umumnya dalah
sebuah kondisi hidup di negeri akhirat, sebuah tempat yang sangat membahagiakan
bagi roh yang mendapatkan balasan atas perbuatan baiknya selama hidup di dunia
fisik dan mereka kekal didalamnya. Surga
adalah sebuah kondisi hidup yang menyenangkan, membahagiakan dan penuh
kedamaian, tidak ada lagi segala persoalan dan masalah-masalah normatife atau aturan-aturan
buatan manusia yang perlu ditaati dan dijalani sebagaimana kita di atur dalam
sebah system yang telah menjadi kesepakan sejak lama.
Lalu bagaimana setandar kondisi batin ketika kita merasakan
hidup yang membahagiakan diakherat itu dan adakah kondisi yang mirip dengan
kehidupan yang ada di bumi yang kita diami sekarang, jawaban atas
pertanyaan-pertanyan itu idak dapat kita jawab dengan benar dan tepat oleh
karena dimensi dan hukum-hukum system yang berbeda. Manusia dalam kesadaran fisik
di ruang dan waktu pelanet ini jelas sangat dibatsi oleh indra-indara fisik
yang berstandar kemampuan jarak pandang, jarak persepsi dan jarak pemikiran
yang wajar.
Lalu bagaimana dengan ungkapan tokoh-tokoh spiritual yang
mengatakan “ Kalau seseorang belum bisa merasakan surga dibumi maka dia tidak
akan bisa merasakan surga di akhirat”. Bagaimana kondisi surga dibumi, apa
standar keharmonisasian peri kehidupan surga di bumi, dan ketika kita berbicara
kondisi dimanakah tempat berlangsungnya kondisi-kondisi itu dan apakah
kondisi-kondisi itu berlaku bagi semua orang atau kondisi individu perorangan. Dan
untuk menjawab pertanyaan itu bagaimana kalau sebuah kondisi itu kita mulai
dari sudut pandang kebutuhan individu yang merasakan kenikmatan surga di bumi.
Pertama: manusia sudah cukup bahagia kalau kebutuhan pokoknya
terpenuhi, misalkan makan, makanan adalah kebutuhan yang sangat mendasar dan
makan yang enak adalah sebuah kondisi yang membahagiakan.
Ke dua: Tidur adalah
kebutuhan yang juga mendasar bagi manusia, tidur yang enak ditempat yang nyaman
tanpa ada satupun persoalan adalah sebuah kondisi yang sangat mendamaikan.
Ke tiga Seks: seks
disamping berfungsi sebagai cara untuk membuahkan keturunan juga menjadi
kebutuhan manusia dalam memuaskan nafsu birahi atas dorongan ketertarikannya
terhadap pasangan hidupnya.
Ketika kita menggambarkan kondisi kenikmatan surga yang
dinikmati itu maka ketiga kondisi diatas mungkin sudah cukup untuk mewakili gambaran
kondisi kenikmatan hidup disurga, tinggal bagaimana seseorang itu dapat
memanfaatkan dan mengunakan kebutuhan dasarnya itu dengan bijak dan upaya-upaya
untuk memperoleh ketiga kebutuhan dasar itu dicari dengan cara yang halal dan
baik. Lalu dengan menjalin hubungan dan menjalankan segala printah oleh sang
pencipta maka kita telah mengikuti pola hidup yang bersesuaian dan tak lupa
membangun hubungan antar individu di lingkungan masyarakatnya adalah uapaya
untuk mendapatkan kondisi yng harmonis.
Surga di bumi adalah sesuatu yang sangat mungkin untuk kita
buat dan rasakan, sehingga kebahagian-kebahagiaan dalam hidup yang bersesuaian
menjadi pola kehidupan yang kita jalani sehari-hari.
Dengan merasakan surga yang ada dibumi maka ada peluang dan
kemungkin kita pula dapat merasakan surga diakhirat, dengan segala pra syarat
yang telah dianjurkan oleh sang pencipta alam semesta. amien
@ApaAdanyaBlog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar